Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan selama hampir 9 jam, akhirnya Bus Litha yang membawa saya sampai juga di Rantepao. Rantepao merupakan kota yang terletak di Toraja bagian utara. Rantepao bukanlah ibukota Tana Toraja. Ibukota Toraja adalah Makale yang ada di sebelah selatan. Lalu kenapa saya ke Rantepao? Jelas, karena Rantepao merupakan pusat turis yang ada di Toraja. Berbagai keperluan turis akan lebih banyak ditemukan di Rantepao daripada Makale, mulai dari penginapan, rental motor, maupun travel agent (bila diperlukan). Jangan heran juga kalo di jalan banyak bertemu turis asing berseliweran. Nggak banyak seperti di Bali, tapi jumlahnya lumayan.
Pagi itu sesampainya di Rantepao saya turun di perwakilan Bus Litha yang ada di Rantepao. Beruntung kantor perwakilan bus terletak di tengah kota, lebih tepatnya di Pasar Rantepao (Jalan Andi Mappanyukki). Kedataangan saya sudah disambut oleh hiasan tongkonan yang terletak di sebuah persimpangan dekat kantor perwakilan bus. Ini menandakan kalau saya benar-benar sudah sampai di Toraja. Meskipun saya menyebut Rantepao dengan “kota” namun jangan bayangkan tempat ini layaknya seperti kota besar. Namun jangan bayangkan juga kalau Rantepao seperti desa yang sepi dari lalu-lalang kendaraan. Rantepao adalah kota kecil yang menurut saya cukup menarik. Bahkan kota ini bisa habis dijelajahi dengan jalan kaki hanya dalam waktu beberapa jam saja. di sepanjang jalan utama berderet toko, mini market, kantor perwakilan bus, travel agent, toko souvenir, bank, ATM, dan warnet yang rasanya sangat cukup memenuhi kebutuhan turis. Untuk hotel kebanyakan tidak berada di jalan utama, melainkan harus jalan agak ke dalam. Harga penginapan juga bervariasi, mulai dari yang murah a la hotel kelas melati hingga yang mahal a la bintang lima juga ada. Bangunan-bangunan seperti bank dan kantor-kantor berhias dengan gaya tongkonan di bagian depannya. Semakin terasa kalau saya sudah berada di Toraja. Sementara untuk transportasi, Rantepao lebih banyak mengandalkan becak motor. Ada pete-pete (angkot) sih, tapi jumlahnya nggak banyak.
Pukul 06.00 di Rantepao belum terdapat aktifitas yang berarti. Wajar saja ini masih pagi sekali. Toko-toko juga belum ada yang buka. Sementara itu saya kebingungan kemana harus mencari rental motor. Ya hari tersebut rencananya saya akan menyewa motor saja untuk keliling Toraja seharian. Lho kok seharian? Iya, malam harinya saya akan pulang lagi ke Makassar dengan Bus Litha. Saya rasa cukup menjelajahi objek-objek wisata di Toraja selama sehari. Sembari menunggu hari agak siang saya memesan teh manis hangat dan pop mie di warung sebelah kantor perwakilan bus untuk menghangatkan badan. AC bus tadi bener-bener bikin badan kedinginan. Apalagi udara di Rantepao juga cukup sejuk. Sambil menikmati pop mie saya sempatkan bertanya kepada orang-orang yang ada disitu, dimana saya bisa menyewa sepeda motor? Dan jawaban mereka seragam, rata-rata menggelengkan kepala. Ada yang memberi saran menunggu sampai bengkel-bengkel motor buka, mungkin di bengkel itu ada motor yang bisa disewa. Doooh.. Saya kira mencari tempat sewa motor di Toraja semudah mencari sewa motor di Bali. Ternyata saya salah.. Sekitar pukul 07.00 saya sudah mulai bergegas keliling Rantepao dengan harapan menemukan tempat rental motor. Bisakah saya menemukannya? O__O
http://www.wijanarko.net/2012/02/selamat-datang-di-rantepao-pusatnya.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
No comments:
Post a Comment