Setelah sampai di Makassar lagi dari Toraja saya istirahat sebentar di kantor perwakilan Bus Litha. Setelah badan sudah mulai bugar saya segera mandi di toilet yang ada di sana. Beres mandi saya kemudian mengemas kembali barang-barang bawaan. Kemudian saya segera berjalan ke jalan raya menunggu pete-pete. Pagi hari kali ini rencananya saya akan ke Tanjung Bira. Angkutan ke Tanjung Bira bisa didapatkan di Terminal Malengkeri, Makassar. Untuk itu saya harus ke terminal tersebut dengan menaiki pete-pete. Beruntung juga sih ada pete-pete yang langsung ke Terminal Malengkeri dari depan kantor perwakilan Bus Litha. Ongkosnya standar lah, 3.000 sekali jalan. Sebenarnya ada apa sih di Tanjung Bira sehingga membuat saya begitu tertarik kesana? Pada intinya, menurut info yang saya dapat di sana terdapat pantai pasir putih yang indah dan menjadi primadona di Sulawesi Selatan meskipun jarak tempuhnya lumayan jauh dari Kota Makassar.
Pukul 08.00 saya sudah sampai di Terminal Malengkeri. Jika Terminal Regional Daya digunakan untuk menghubungkan Makassar dengan kota-kota di bagian utara, maka Terminal Malengkeri yang terletak di selatan Makassar dan berbatasan dengan Kabupaten Gowa ini yang menghubungkan Makassar dengan kota-kota yang berada di Sulawesi Selatan bagian selatan seperti Sinjai, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, termasuk juga Tanjung Bira yang akan menjadi tujuan saya kali ini.
Terminal Malengkeri bukanlah terminal besar. Jadi jangan bayangkan di sini banyak bus-bus besar seperti halnya di Terminal Daya. Kebanyakan angkutan di sini didominasi oleh Kijang atau Panther. Ya begitulah orang menyebut angkutan ini. Mobil yang digunakan sebagai angkutan adalah mobil merk “Kijang” atau “Panther”. Tapi ada juga sih yang menggunakan APV atau Innova. Eh kalau Innova termasuk keluarga Kijang juga yak. Bus cukup jarang ditemui di sini. Kebanyakan bus yang singgah di Terminal Malengkeri adalah bus tujuan Selayar.
Angkutan umum ke Tanjung Bira ini bisa dibilang susah-susah gampang. Begitu tiba di Terminal Malengkeri sudah banyak Kijang atau Panther yang berjejer di sana. Bagaimana bisa tahu Kijang yang akan ke Tanjung Bira? Sebaiknya bertanya saja karena memang setiap angkutan ini nggak ada tulisannya. Tapi biasanya begitu turun dari pete-pete akan ada beberapa calo Kijang yang akan bertanya tujuan kita kok. Calo di sini nggak brutal kok. Umumnya mereka bertanya baik-baik tujuan kita dan langsung menjelaskan ongkosnya secara terbuka.
Kalau beruntung Anda bisa langsung mendapatkan Kijang yang langsung ke Tanjung Bira. Tapi ini peluangnya cukup kecil, tergantung dari jumlah penumpang yang akan ke Tanjung Bira tersebut. Saat saya bertanya ke calo, menurutnya sulit mendapatkan angkutan langsung ke Tanjung Bira saat pagi hari. Sopir bisa saja mengantar hingga Tanjung Bira asalkan jumlah penumpang yang kesana minimal tiga orang dengan ongkos 60.000 per orang. Namun jika tidak, biasanya Kijang dari Malengkeri akan melewati Jeneponto, Bantaeng, dan berakhir di Bulukumba. Proses menunggu sampai Kijang berangkat ini cukup lama. Bahkan menurut saya terlalu lama. Mungkin saya menunggu lebih dari satu jam. Malah saya sempat makan bakso dulu di terminal untuk sarapan. Oh ya, alternative lain selain Kijang untuk ke Tanjung Bira adalah dengan bus tujuan Selayar. Nah kalau Anda naik bus tujuan Selayar, nanti turunnya di Pelabuhan Tanjung Bira. Anda mesti jalan kaki sekitar 500 meter untuk sampai di kompleks wisata Pantai Pasir Putih, Tanjung Bira.
Sampai Kijang akan berangkat ternyata tidak ada penumpang lain tujuan Tanjung Bira. Selain saya terdapat dua penumpang lain yang semuanya tujuan Bulukumba. Berarti dengan Kijang ini saya nanti juga harus turun di Bulukumba. Ongkos dari Malengkeri sampai di Bulukumba adalah 35.000. Dengan bermodalkan tiga orang penumpang akhirnya Kijang meninggalkan Malengkeri menuju Bulukumba. Kebanyakan jalur yang dilewati merupakan jalur yang lurus dan sepi. Sepanjang jalan sopir berusaha menambah penumpang. Namun sepertinya memang saat itu sedang sepi, setidaknya hingga di Jeneponto. Sampai Jeneponto akhirnya Kijang mendapatkan tiga penumpang tambahan. Paling tidak buat menambah pendapatan biar si sopir nggak rugi beli BBM. Jalan yang semula mulus tadi berubah menjadi berlubang-lubang saat berada di Jalan Poros Jeneponto-Bantaeng. Cukup panjang juga jalanan berlubang ini dan baru berakhir saat akan memasuki Kota Bantaeng. Sesampainya di Bantaeng pak sopir mengajak berhenti dulu makan siang di sebuah rumah makan. Kebetulan juga perut saya sudah kosong.
Dari Bantaeng ke Bulukumba kira-kira masih 50 km lagi. Jarak sejauh itu bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Memang pak sopir ini terlihat santai dalam mengemudikan Kijangnya. Jam 2 siang akhirnya sampai juga di Bulukumba. Setibanya di Terminal Bulukumba, pak sopir dengan berbaik hati mencarikan saya pete-pete ke Tanjung Bira. Setelah memastikan ada pete-pete yang akan membawa saya ke Tanjung Bira barulah pak sopir pergi beristirahat sebelum nanti kembali ke Makassar. Jarak dari Makassar ke Bulukumba kurang lebih sejauh 160 km dan ditempuh dalam waktu 4,5 jam. Lumayan kan? -___-
Kalau sudah sampai di Bulukumba, step berikutnya adalah mencari pete-pete tujuan Tanjung Bira. Kebetulan saat itu sudah ada pete-pete yang ngetem. Tapi ngetemnya ini juga sangat melatih kesabaran. Bayangkan saja, saya tiba di Terminal Bulukumba jam 2 siang, dan pete-pete baru berangkat jam 4 sore. Ini karena sopir pete-pete menunggu penumpang yang merupakan tetangganya. Penumpang ini adalah tetangga pak sopir di Bira dan baru datang dari Jakarta. Gini nih enaknya angkutan di pelosok, bisa dipesan by sms atau telepon. Sayangnya ini adalah pete-pete terakhir tujuan Bira, coba kalau masih ada pete-pete lain pasti saya pindah. -__-
Dari Bulukumba ke Tanjung Bira sudah tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 35 km. Dalam perjalanan dari Bulukumba ke Bira akan melewati Kecamatan Bontobahari yang dikenal juga dengan sebutan Tana Beru. Tana Beru merupakan sentral pembuatan Kapal Phinisi. Bahkan ketenaran Tana Beru sudah sampai mancanegara. Terbukti dengan banyaknya kapal-kapal yang dipesan oleh orang-orang asing. 30 menit setelah Tana Beru barulah pete-pete sampai di Bira. Penumpang diturunkan sampai di depan rumahnya, bahkan pete-pete rela sampai masuk ke gang-gang kampung yang kecil. Sementara saya diturunkan di kawasan wisata Pantai Pasir Putih tepat di depan penginapan saya. Untuk perjalanan dari Bulukumba ke Tanjung Bira ongkosnya cuma 10.000 saja. Total jarak tempuh Malengkeri (Makassar) hingga Tanjung Bira kurang dari 200 km. Bisa saja ditempuh dalam waktu 4-5 jam dengan kendaraan pribadi.
Kalau naik angkutan umum? Luaaamaaaaa.. Saya tiba di Malengkeri pukul 8 pagi, Kijang dari Malengkeri baru berangkat pukul 09.30 dan tiba di Bulukumba 14.00, pete-pete Bulukumba-Tanjung Bira yang saya naiki baru berangkat 16.00 dan tiba di Tanjung Bira pukul 17.30. Hampir seharian perjalanan Makassar-Tanjung Bira. Beruntungnya pukul 17.30 matahari masih bersinar sangat cerah, jadi saya masih sempat main-main di pantai. Mau tahu cantiknya Pantai Tanjung Bira?
No comments:
Post a Comment